Mengenal JAD, Organisasi Terlarang yang Diduga Afiliasi Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung

- Kamis, 8 Desember 2022 | 08:40 WIB
Motor yang digunakan pelaku bom bunuh diri di Polsej Astana Anyar, 7 Desember 2022
Motor yang digunakan pelaku bom bunuh diri di Polsej Astana Anyar, 7 Desember 2022

HARIANHALUAN.COM - Masyarakat Indonesia dirisaukan kembali dengan adanya peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung yang terjadi hari Rabu, tanggal 7 Desember 2022 kurang lebih pukul 8.20 WIB.

Bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar tersebut terjadi pasca di sahkannya RKUHP satu hari sebelumnya.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Bom Bunuh Diri dalam Islam? Simak Penjelasan Ulama

Pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar tewas dengan kondisi yang mengenaskan setelah meledakkan dirinya sendiri dengan rakitan bom yang dibawa dalam tas ransel.

Satu orang polisi gugur dan 9 orang lainnya mengalami luka-luka akibat bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Setelah diselidiki pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Agus Sujatno, seorang mantan narapidana teroris yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan/Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan dengan masa hukuman 4 tahun.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, Pencegahan Intoleransi Harus Jadi Prioritas!

Agus ditahan karena keterlibatannya dalam kasus bom panci di Cicendo tahun 2017 dan sejak tahun 2021 ia dinyatakan bebas.

Agus diduga merupakan anggota JAD (Jamaah Ansharut Daulah) Bandung atau Jawa Barat.

JAD sendiri merupakan organisasi terlarang karena rekam jejaknya yang terafiliasi secara langsung dengan ISIS (Islam Irak dan Suriah) yang gemar melancarkan aksi-aksi terorisme seperti kasus bom Thamrin (2016), bom molotov di gereja di Samarinda (2016), bom panci Cicendo Bandung (2017), bom bunuh diri Kampung Melayu (2017), bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar (2021) dan lain sebagainya.

Menurut Pengamat Terorisme dari Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Ali Asghar dilansir Harianhaluan.com dari Republika, JAD mulanya merupakan pecahan dari kelompok MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) pimpinan Abu Bakar Baasyir yang kemudian membentuk JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) karena perbedaan pendapat terkait kepemimpinan mutlak, dimana Abu Bakar Baasyir tidak menghendaki adanya pergantian kepemimpinan.

JAT tersebut kemudian dibentuk pada tahun 2008 dan berafiliasi dengan ISIS yang pada tahun 2010 mendeklarasikan diri secara global, disaat yang sama jejaring MMI justru melemah setelah ditangkapnya Abu Bakar.

Kemudian pada tahun 2015 Bahrul Naim yang berada di Suriah, yang notabenenya dekat dengan kelompok ISIS menyatakan berdirinya JAD yang sebetulnya memiliki cita-cita yang sama dengan JAT yakni Darul Islamiyah (pendirian negara Islam).

Bahrul Naim kemudian menunjuk Aman Abdurrahman untuk memimpin JAD di Indonesia.

Halaman:

Editor: Milna Miana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X