Bupati mengungkapkan, di awal berdiri pada 2004 silam kabupaten ini terdiri dari lima kecamatan dan mendapatkan bantuan Rp 80 miliar dan beberapa kendaraan dinas. Saat itu jumlah penduduknya sebanyak 131 ribu jiwa dengan jumlah pegawai 400 orang.
Sarana kesehatan terdiri dari satu rumah Sakit dan lima puskesmas, sarana pendidikan hanya 127 SD, 10 SLTP, dan lima SLTA. Kondisi saat itu belum memiliki instansi vertikal dan unsur Forkopimda. Dari sisi pertumbuhan ekonomi investasi, uang yang beredar di Solok Selatan hanya sekitar ratusan miliar.
Seiring dengan terus berkembangnya kabupaten ini, kondisi terkini terus mengalami perkembangan.
Kabupaten ini sudah terdiri dari tujuh kecamatan dengan jumlah penduduk 182 ribu jiwa. Sudah terdapat instasi vertikal dan unsur Forkopimda, OPD pemerintah kabaupaten.
Di sektor kesehatan terdapat dua rumah sakit, delapan puskesmas. Sedangkan di sektor pendidikan memiliki 137 SD, 35 SLTP, 17 SLTA dan dua perguruan tinggi.
Solsel mengelola APBD senilai Rp 900 miliar dan nilai investasi di kabupaten ini mencapai Rp 7 triliun.
"Sehingga pada saat ini Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera Barat," imbuh Khairunas.
Namun demikian, sejarah berdirinya kabupaten ini yang akan ditulis dalam bentuk sebuah buku dinilai masih belum sempurna dan sangat butuh masukan dari tokoh-tokoh yang berperan dalam pendiriannya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Khairunas juga menerima langsung dokumen asli pemekaran dari salah seorang tokoh pemekaran, H. Syukrial Syukur.
Syukrial mengungkapkan dokumen tersebut telah dijaganya sejak lama dengan baik. Dia mendapatkan pesan dari Prof. Armen Mochtar bahwa dokumen tersebut baru bisa diserahkan jika sudah ada pemimpin Solok Selatan yang memiliki dan merealisasikan niatnya untuk mencatatkan sejarah berdirinya kabupaten ini.
"Ini kami susun di aula IAIN Imam Bonjol, Padang. Terdiri dari dua buku, yang satu album dimana Bapak Gamawan Fauzi bersalaman dengan Ketua DPRD Kabupaten Solok resmi menetapkan pemekaran Kabupaten Solok Selatan," ungkapnya.
Adapun penulisan buku ini bekerja sama dengan tim dari Lembaga Humaniora Universitas Andalas yang telah bersedia menelusuri dan mencatat sejarah pemekaran Solok Selatan. Penulisan ini juga melibatkan tokoh-tokoh yang saat itu terlibat aktif dalam pemekaran Solsel. (*)
Artikel Terkait
BPKD Solok Selatan Terima Kunjungan Kerja DPRD Mentawai
Anak Kemenakan Datuak Rajo Biaro Kaum Melayu 'Baralek Gadang' di Pauh Duo Solok Selatan
Keren, Pesantren Andalusia di Solok Selatan Sekarang Punya Balai Latihan Kerja
Harimau Sumatera Mangsa Dua Ekor Ternak Warga di Solok Selatan
Wakil Menteri Pertanian Dukung Solok Selatan Menuju Sentra Sorgum Secara Nasional
Tampak Antrean Kendaraan di SPBU Solok Selatan, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Bilang Begini!
Pemkab Solok Selatan Komit Ciptakan SDM Berakhlak dan Berdaya Saing
Ketua PMI Solok Selatan Pastikan Stok Darah Terjaga dengan Gelar Donor Darah
Pasca Erupsi Gunung Kerinci, Begini Pengakuan Petani di Solok Selatan
Entaskan Kemiskinan! Pemkab Solok Selatan Gelontorkan Pelbagai Bantuan untuk Masyarakat