HARIANHALUAN.COM – Dalam acara diskusi publik yang bertema 'Menolak Agenda Perpanjangan Masa Jabatan Presiden', Dr. Mulyadi, Dosen Sekolah Kajian Stratejik & Global Universitas Indonesia (UI) memberikan pandangan politiknya.
Mulyadi pun menyampaikan bahwa ada dua yang ia soroti, aspirasi penambahan jabatan dan demokrasi.
Mulyadi memulai pandangannya dengan diawali dengan pertanyaan, apa keunggulan demokrasi? Kemudian, ia menjawab demokrasi lebih hebat dari teokrasi, monarki, dan aristokrasi.
Baca Juga: Polisi Beberkan Kronologi Kebakaran Masjid Pesantren MTI Canduang Agam
Kemudian, apa keunggulannya? Karena kekuasaan nanti yang beroperasi pada penguasa yang memberikan legitimasi dan justifikasi itu ialah rakyat.
"Nah, yang menarik, demokrasi itu suara tuhan dan suara tuhan itu rakyat," kata Dr. Mulyadi di salah satu kanal YouTube Hersubeno Point edisi Kamis, 8 Desember 2022.
Jadi, Mulyadi pun mengatakan bahwa ada pemimpin yang berkuasa maka harus hati-hati karena tanpa legitimasi dan justifikasi, politik itu percuma saja.
"Kan, berkali-kali saya bilang, jangan Anda berkuasa, Anda itu cuma duduk di punggung harimau, dan hanya menghitung waktu Anda digigit," kata Mulyadi lagi.
Ia menjelaskan bahwa sulit membayangkan demokrasi tanpa pemilu dan sulit membayangkan pemilu, tapi tak ada peserta pemilu, partai politik atau warga negara yang memiliki kriteria.
Baca Juga: Pemkab Agam Kembali Terima Anugerah Meritokrasi 2022 dari KANS-RI
Artikel Terkait
Mengenang Jalak Bali si Maskot Pemilu 2024 yang Terancam Punah, Punya Nama Rothschild Lho
Presidential Threshold 20 Persen Merupakan Kejahatan, Rocky Gerung Boikot Pemilu 2024
KIB jadikan pemilu 2024 sebagai pesta Rakyat Selaras Harapan Publik, Pengamat: Jangan Sekedar Ucapan
5 Arahan Jokowi untuk Pemilu 2024, Mulai Pengelolaan Anggaran dan Logistik Hingga Keterampilan SDM KPU