Polemik RKUHP tentang Seks, Pengusaha Hotel di Bali Tetap Santai

HARIANHALUAN.COM - Polemik RKUHP tentang seks atau perzinahan tak hanya terjadi di dalam negeri saja! Akan tetapi, negara-negara lain pun cukup menyoroti hal semacam ini dan itu semua bisa tergambar dari kekhawatiran warga asing untuk berwisata ke Indonesia. 

Rocky Gerung, pengamat politik pun pernah mengatakan di dalam kanal YouTube pribadinya bahwa RKUHP ini bermasalah untuk pergaulan dunia. Oleh karena itu, Indonesia belum mematuhi wacana dunia tentang kemerdekaan individu. 

Baca Juga: Ngulik Hukum Pidana Mati RKUHP, Hotman Paris: Nalar Hukumnya Dimana Ini?

Rocky pun menilai walaupun RKUHP ini adalah milik Indonesia, tetapi pergaulan internasional akan menyudutkan Indonesia nanti dalam perundingan. 

Kemudian, Rocky menjelaskan lagi bahwa kehidupan barat atau sipil adalah kehidupan global akan terkoneksi melalui fasilitas bisnis yang bisa saja orang masuk hotel nantinya. 

"Yang penting ada security di hotel itu, bukan kegiatan seksual di orang dewasanya," ujar Rocky Gerung. 

Baca Juga: RKUHP Tidak Tegas Atur Larangan LGBT, Begini Penjelasan Islam Terkait Tanda Akhir Zaman

Hal semacam itu pun menjadi problem dan banyak disoroti oleh para ahli yang berpandapat bahwa kekhawatiran untuk turis itu pasti ada. Namun, ada juga yang berpandangan bahwa tak perlu khawatir terkait undang-undang tersebut. 

Dihimpun dari abc.net.au bahwa kedatangan orang asing ke Bali itu diperkirakan mencapai enam juta pada tahun 2025. Oleh karena itu, Indonesia menggambarkan bahwa semua itu adalah kode baru sebagai benar-benar kontraproduktif.

Namun, menurut Arie Ermawati, Manajer Oberoi Hotel Bali mengatakan, tidak mengharapkan banyak masalah dari aturan baru tersebut.

Kemudian, Arie menjelaskan kembali bahwa peraturan itu pun hanya untuk orang-orang tertentu saja yang berhak mengajukan pengaduan.

"Kami tidak khawatir dan tidak merasa itu akan berdampak pada bisnis kami," katanya. 

Hal semacam itu pun hampir sama dengan yang dikatakan oleh Simon Butt, seorang profesor dan direktur pusat hukum Asia dan Pasifik di Universitas Sydney mengatakan, larangan seks untuk yang belum menikah tak akan mungkin mempengaruhi wisatawan. 

Namun, Profesor Butt pun memperingatkan semua itu, asalkan tidak ada pengaduan kasus perzinahan kepada polisi Indonesia dan tidak sembarangan orang juga bisa mengadu.