HARIANHALUAN.COM - Selepas tragedi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat pada Rabu 8 Desember 2022, Polres Agam beserta jajaran tingkatkan pengamanan Markas Komando (Mako).
Kapolres Agam, AKBP Ferry Ferdian mengatakan, pascatragedi itu, pihaknya melakukan peningkatan sistem pengamanan. Peningkatan sistem pengamanan itu dilakukan dengan penyiagaan personel bersenjata lengkap serta alat pendukung keamanan lainnya.
"Pelayanan tetap dilakukan seperti biasa namun untuk saat ini kendaraan bermotor tidak diperbolehkan secara langsung masuk Mako serta kita menyiagakan petugas," ujarnya pada Minggu, 11 Desember 2022 kepada Harian Haluan.
Baca Juga: Jejak Agus Sujatno Bomber Polsek Astana Anyar, Incar Markas Jenderal Bintang Dua dan Polres Cianjur
Selain itu, dalam langkah preventif, pihaknya berupaya melakukan deteksi dini dan upaya pencegahan isu radikalisasi di wilayah hukumnya.
Upaya itu dilakukan dengan melakukan penyuluhan dengan mengedepankan fungsi Binmas dan fungsi Intelkam.
"Sosialisasi kita kedepankan dari pintu ke pintu serta menuntut peran aktif Bhabinkantibmas yang berinteraksi langsung dengan masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa tidak ada satupun agama yang mengajarkan radikalisasi. Dengan begitu, menurutnya tindakan teror bom bunuh diri bukanlah berlandaskan kepada agama tertentu.
"Semua agama mengajarkan kebaikan, tentunya tragedi kemarin tidak ada sangkut pautnya dengan agama manapun," kata AKBP Ferry.
Kepada masyarakat, AKBP Ferry mengimbau untuk tetap waspada terhadap ancaman radikalisme. Masyarakat juga diharapkan dapat memilah dan memilih isu yang berkembang serta bijak menyikapi berita yang beredar.
Ia juga berharap masyarakat turut aktif dalam melakukan pantauan situasi disekitar lingkungannya. Dengan begitu, aksi-aksi serupa dapat dideteksi sejak dini.
"Untuk orang tua dan tokoh masyarakat selalu mengawasi pergaulan anaknya. Jika ada warga yang baru, diharapkan untuk segera melaporkan ke pemerintah setempat," tutupnya. (*)