Peneliti Politik Sebut Meski di Era Digital, Operasi Darat Masih Perlu Bagi Parpol dan Elitnya

- Rabu, 21 Desember 2022 | 05:29 WIB
Peneliti Ahli Utama BRIN Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A. angkat topi komitmen KIB berani mengusung Capres dari kalangan internal mereka sendiri (AG Sofyan)
Peneliti Ahli Utama BRIN Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A. angkat topi komitmen KIB berani mengusung Capres dari kalangan internal mereka sendiri (AG Sofyan)

HARIANHALUAN.COM - Peneliti politik senior BRIN, Siti Zuhro mengatakan, operasi darat atau sosialisasi secara langsung kepada masyarakat, perlu dan relevan bagi parpol dan juga elitnya. Meskipun saat ini media sosial dan digital berkembang pesat sebagai sarana penyebar informasi. 

“Memang kalau menurut saya Indonesia memasuki masa transisi, transisi menuju era digital memang dilakukan tetapi tidak mayoritas melakukan itu. Karena Itu partai politik, elit itu sadar kalau operasi darat ini masih diperlukan, jadi pertemuan offline masih diperlukan untuk yang tidak bisa diatasi dengan opsi digital, maya,” ujar Zuhro ketika berbincang hari ini (20/12). 

Zuhro menambahkan, dengan pertemuan tatap muka, maka pesan yang disampaikan bisa diketahui feedbacknya secara langsung. Elit partai bisa melihat mimik wajah, kesungguhan dari kader mereka. 

Baca Juga: Pemerintah harus Jaga Daya Beli Masyarakat Demi Pertahankan Stabilitas Ekonomi

“Sekaligus juga melihat mimiknya, jadi semuanya, raut muka. Sekarang ini beda ya, mungkin karena kita terbiasa dengan model offline, tetapi hampir 3 tahun kita melakukan model model yang lebih digital, hybrid, tetapi sekarang mulai kumat lagi lebih ke bertemu,“ jelas Zuhro. 

Salah satu partai politik yang tengah membangun sosialisasi dengan metode operasi darat yakni Partai Golkar. Sekjen DPP Partai Golkar, Lodewijk F Paulus turun langsung ke daerah dalam kegiatan rekrutmen anggota Partai Golkar baru yang disebut Pasukan Operasi Darat di tiga kelurahan se Kota Bandar Lampung. 

Dia meminta kader Golkar yang baru direkrut agar mensosialisasikan Airlangga Hartarto sebagai calon Presiden. Saat ini Partai Golkar bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. 

Soal capres, Partai Golkar mantap mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai Capres. Meski begitu belum ada kesepakatan dari KIB. “Menurut saya berkoalisi terkesan jalan sendiri-sendiri,” sebut Zuhro. 

Baca Juga: Stop Narasi Politik Identitas, Kedepankan Isu Ekonomi di Pilpres 2024

Karena itu dia mengatakan, jika Golkar masih mantap mengusung Ketum Airlangga, seluruh cara harus dilakukan. “Obsesi golkar ingin mencalonkan kadernya sendiri, yang notabene ketum, itu kan. Apalah obsesi itu masih itu,” tandas Zuhro.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai penggunaan strategi darat dan udara dalam penggenalan kandidat atau calon tidak dapat dilepaskan satu sama lain.

"Saya melihat dua-duanya digunakan menyerang melalui darat dan udara,"terangnya.

Akademisi dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu juga mengungkap strategi darat bertumpu pada cara-cara konvensional seperti silaturahmi, kunjungan, mendatangi tokoh-tokoh masyarakat, membuat baliho ataupun spanduk. Sedangkan cara udara bertumpu pada upaya kreatif di media sosial untuk bisa melakukan sosialisasi atau kampanye terkait prestasi atau keberhasilan seorang calon.

Baca Juga: Ketum PAN Zulkifli Hasan sebut Airlangga Hartarto Layak dan Pantas Maju Sebagai Capres dari KIB

Halaman:

Editor: Jefrimon

Tags

Terkini

Viral Meme Puan Maharani, Begini Tanggapan PDIP

Sabtu, 25 Maret 2023 | 07:41 WIB
X