HARIANHALUAN.COM – Karopemmas Divhumas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan membeberkan, bahwa Densus 88 telah berhasil meringkus sebanyak 26 tersangka terorisme.
Menurut Brigjen Ahmad Ramadhan, mereka dibekuk Tim Densus 88 lantaran diduga terkait dengan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.
Dari hasil penyelidikan pun terungkap, ke 26 orang itu terlibat dalam kelompok radikal.
"Ada dua jaringan, baik dari jaringan JAD dan jaringan terorisme JI," katanya dikutip pada Kamis 22 Desember 2022.
Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Pengamat Memprediksi Bakal Terjadi Negosiasi ulang Pembentukan Koalisi
Para tersangka ini, lanjut Brigjen Ahmad Ramadhan, diringkus Tim Densus 88 dari sejumlah daerah.
Kelompok pertama dibekuk di Jawa Tengah dengan total ada tujuh tersangka.
Selanjutnya di Jawa Barat, ada enam tersangka pasca peristiwa bom bunuh diri yang telah ditangkap dan diamankan oleh Densus 88.
"Dari enam tersangka tersebut, tiga tersangka sudah dilakukan penahanan dan tiga tersangka lainnya masih dalam proses pemeriksaan," ujarnya.
Kemudian, ada juga di Sumatra Utara yang berjumlah 10 tersangka, dan semua itu juga dilakukan penangkapan pasca peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.
Selanjutnya lagi ada juga satu tersangka yang ditangkap di Sumatra Barat pasca bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung.
"Ada juga di Provinsi Riau dengan jumlah satu tersangka pasca bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung."
Baca Juga: Astaga! Oknum Dosen Unand Diduga Cabuli 9 Mahasiswi, Salah Satunya Diperkosa
Terakhir, kembali ada satu tersangka lagi yang ditangkap di Jawa Tengah pasca bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung.
Artikel Terkait
Jelang Libur Nataru, Anies Baswedan Sudah Rayakan Natal Duluan Saat Safari Politik ke Papua
Tetap Rendah Hati dan Tidak Pongah, Khabib Punya Keyakinan pada Agama Islam
Gempa Guncang Kuningan Jawa Barat Pagi Ini, Terasa Sampai Cirebon hingga Majalengka
Astaga! Oknum Dosen Unand Diduga Cabuli 9 Mahasiswi, Salah Satunya Diperkosa
Andika Perkasa Bakal Nyapres Setelah Pensiun? Elektabilitasnya Lebih Unggul Lho dari Puan Maharani