HARIANHALUAN.COM - Polemik antara Tokoh adat Kurai V Jorong dengan Pemerintah Daerah Bukittinggi saat Rapat Paripurna Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-238 terus berlanjut.
Pasca terjadinya insiden walk out yang dilakukan para pemimpin masyarakat adat dari ruang sidang, Parik Paga Nagari Kurai V Jorong mulai menyatakan sikap.
H. Sutan Rajo Bujang, Ketua Umum Parik Paga Nagari Kurai V Jorong mengatakan, tindakan yang dilakukan Pemerintah Daerah Bukittinggi tidak hanya membuat para tokoh adat kecewa, namun juga telah melukai perasaan masyarakat adat Kurai V Jorong yang merasa pemimpinnya telah dilecehkan.
"Kalau tidak bisa menghargai Niniak Mamak (Pimpinan Adat) kami, hati-hati dengan Parik Paga Nagari. Kami yang punya nagari ini, Niniak Mamak kami juga punya hukum adat sendiri," ujarnya kepada Harianhaluan.com, Kamis 22 Desember 2022.
Menurutnya, atas tindakan yang dilakukan pemerintah daerah setempat itu telah mendiskreditkan masyarakat adat Kurai V Jorong yang notabene adalah masyarakat pemilik asli Kota Bukittinggi.
"Jangan jadikan kami anak nagari sebagai penonton, jangan buat kami anak nagari sebagai pendatang. Kami yang punya nagari ini," tutunya.
Baca Juga: Hari Jadi Kota ke-238, Pemko Bukittinggi Gratiskan Masuk Kebun Binatang dan Taman Panorama
Ia menjelaskan, sebelum polemik ini terjadi, masyarakat Kurai V Jorong adalah masyarakat yang terbuka dengan siapa saja.
Menurutnya hal itu ditunjukan dari sinergitas masyarakat adat Kurai V Jorong dengan pemerintahan administratif yang mayoritas dijabat oleh orang diluar masyarakat adat Kurai V Jorong dalam beberapa periode.
"Kami adalah masyarakat yang welcome. Terbukti selama ini kami selalu kompak dengan saudara-saudara kami yang bukan orang Kurai asli. Bahkan beberapa kali kota ini dipimpin oleh orang diluar Kurai, kami selalu berjalan bersama," ucapnya.
Sementara itu, T. Datuak Nan Laweh, Pangka Tuo Banda Kurai V Jorong dengan tegas meminta Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Bukittinggi untuk menyelesaikan polemik yang timbul ditengah masyarakat Kota Bukittinggi itu.
"Saya mendesak LKAAM Kota Bukittinggi untuk menyelesaikan masalah ini sebagai perpanjangan tangan, jika tidak bisa lebih baik bubarkan saja LKAAM ini, Parik Paga sudah berkumpul mendesak kisruh ini diselesaikan, kapan perlu wali kota harus minta maaf," katanya.
Sesuai dalam pemberitaan sebelumnya, aksi walk out yang dilakukan oleh Panghulu Pucuak dan para Pangka Tuo Kurai V Jorong bermula dari ditunjuknya Ketua MUI untuk berpidato mewakili masyarakat adat Kurai V Jorong.
Artikel Terkait
DPD KNPI Bukittinggi Sukses Catat Rekor MURI Pembuatan Kue Inti Terbanyak saat PEDATI ke-12
Rangkum Ingatan Kolektif Masyarakat, Pemko Bukittinggi Gelar FGD Sejarah Kota
Inilah Fakta Tersembunyi Benteng Fort de Kock Bukittinggi yang Belum Banyak Orang Tahu
Kecamatan MKS Bukittinggi Salurkan Dana Hibah Miliaran Rupiah ke KPM
Ternyata Jam Gadang Bukan Landmark Pertama di Bukittinggi, Ini Loh yang Perdana
Sambut Ulang Tahun Bukittinggi, Ribuan Masyarakat Bersholawat Bersama di PEDATI ke-12
Miris! Makna Filosofis Patung Harimau di Bukittinggi yang Hilang Ditelan Pembangunan Kota
Mulai 22 Desember, Tilang Elektronik Berlaku di Bukittinggi
Hari Jadi Kota ke-238, Pemko Bukittinggi Gratiskan Masuk Kebun Binatang dan Taman Panorama
Merasa Kecewa dengan Rapat Paripurna HJK Bukittinggi, Tokoh Adat Kurai V Jorong Tinggalkan Ruang Sidang