185 Pengungsi Rohingya Terdampar di Pidie Aceh, Memprihatinkan 20 Orang Meninggal Terpaksa Dibuang ke Laut

HARIANHALUAN.COM - Sebanyak 185 pria, wanita dan anak-anak pengungsi rohingya tiba di Indonesia pada Senin 26 Desember 2022 pukul 17:30 WIB. Kondisi mereka memprihatinkan.

185 pengungsi Rohingya itu terdampar di pantai Ujong Pie di Muara Tiga, desa pesisir di Kabupaten Pidie, Aceh.

Badan pengungsi PBB sedang mencari informasi tentang perjalanan lebih dari 100 pengungsi Rohingya itu yang mendarat di pantai Indonesia pada Minggu pekan lalu.

Baca Juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Aceh

Sebuah video beredar yang telah dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan pengungsi Rohingya mengalami dehidrasi dan kelelahan, lemas dan kurus, banyak dari mereka berteriak minta tolong.

Pengungsi Rohingya yang tiba di Pidie Aceh terdiri dari 83 pria, 70 wanita, dan 32 anak-anak.

Anggota Perlindungan di Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Muhammad Rafki Syukri mengungkapkan, kondisi pengungsi Rohingya sangat lemah karena dehidrasi dan kelelahan setelah menghabiskan waktu berminggu-minggu di laut.

Baca Juga: Jersey Kylian Mbappe maupun Lionel Messi  Laris Manis Usai Piala Dunia 2022, Penjualan Melonjak Tinggi

Komisaris Tinggi PBB untuk Asosiasi Perlindungan Pengungsi, mengatakan badan tersebut menyediakan penerjemah bahasa untuk berkomunikasi kepada pengungsi Rohingya.

Hal tersebut untuk menentukan apakah mereka adalah bagian dari kelompok 190 Rohingya yang menurut PBB terapung-apung di perahu kecil di laut Andaman selama satu bulan.

Dengan konflik yang masih berlangsung dan situasi yang tidak aman, kemungkinan pengungsi pindah dari negara asalnya untuk mengungsi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Restui Penggabungan Dua BUMN Angkutan Umum Damri dan PPD

Direktur The Arkan Project, Chris Lewa yang mendukung pengungsi Rohingya di Myanmar, mengkonfirmasi pada Selasa 27 Desember 2022, kapal yang berlabuh di Pantai Ujong Pie pada Senin, 26 Desember 2022 berasal dari 190 orang Rohingya.

Namun, Syukri mengatakan UNHCR belum bisa memverifikasi informasi tersebut dan masih berkoordinasi dengan pemerintah di daerah.