HARIANHALUAN.COM - Harga beras yang tetap tinggi hingga saat ini direspon oleh Direktur Utama Bulog, Budi Waseso yang mengungkapkan hal tersebut terjadi karena adanya mafia beras dan stok yang terbatas.
Mengenai gejolak harga beras yang tinggi dan pernyataan dari Dirut Bulog, Budi Waseso itu ditanggapi oleh Direktur Ekonomi Komisi Persaingan Usaha (KPPU), Mulyawan Ranamanggala.
Mulyawan Ranamanggala mengatakan bahwa saat ini pihak KPPU sendiri sedang melakukan tahap penelitian mengenai harga beras yang melonjak ini, setelah itu baru masuk tahap penyelidikan.
Dirut KPPU itu menyatakan bahwa kondisi serupa juga terjadi pada tahun 2015, di mana dari hasil penelitian KPPU yakni adanya gangguan dalam distribusi beras.
Mulyaman mengatakan bahwa gangguan dalam distribusi beras tersebut terutamanya terjadi pada pedagang besar atau seller dan struktur pasarnya yang oligopoli.
“Berdasarkan penelitian yang memang telah kita lakukan beberapa tahun yang lalu, itu struktur pasarnya bersifat oligolpoli,” ucap Mulyawan dikutip harianhaluan.com dari kanal youtube CNBC Indonesia.
Pasar oligopoli sendiri merupakan struktur pasar yang menguasai suatu jenis barang oleh beberapa pedagang besar, yang biasanya membentuk kongsi atau kartel.
Struktur pasar oligopoli inilah yang dikatakan sebagai penyebab dari melonjaknya harga beras karena adanya gangguan distribusi.
“Nah, karena struktur pasarnya yang bersifat oligopoli tersebut, mereka bisa saja memang, mengatur pasokan dan mengatur harga dari beras itu sendiri di pasar,” sebutnya.
Namun hingga saat ini pihak KPPU masih terkendala mendapatkan informasi mengenai nama-nama yang menjadi pedagang besar komoditi beras ini.
Dia berharap kepada pihak-pihak yang mengetahui seperti Satgas Pangan ataupun Budi Waseso untuk bisa memberikan informasi agar kasusnya bisa dinaikkan ke penyidikan.
Dengan begitu, tindakan untuk mengungkap siapa saja pelaku-pelaku yang selama ini menimbun dan mengatur permainan beras ini bisa diungkap.
Dari penjelasan pihak KPPU mengungkapkan bahwa pedagang-pedagang besar ini memiliki kemampuan yang bisa menentukan distribusi dan harga beras.
Artikel Terkait
Demi Solok Terang, PLN Bakal Hadirkan Lebih Banyak LPJU Mandiri di Nagari Beras
DPR : Aparat Hukum Harus Usut Mafia Pangan Dalam Kebijakan Impor Beras!
Harga Beras Terus Naik di Pasar Sentul Jogja, Jokowi Harap Pedagang Tunggu Sampai Bulan Februari
Redam Gejolak Kenaikan Harga Beras di Pasaran, Bulog Gelontorkan 100 Ribu Ton Beras dengan Harga Miring