HARIANHALUAN.COM - Ferdy Sambo menceritakan momen penembakan Brigadir J dalam agenda sidang pembacaan nota pembelaan atau pledoi, kemarin.
Ferdy Sambo mengakui dalam detik detik penembakan, dia sempat ucapkan stop tembak Brigadir J. Tapi perintah menghentikan tembakan itu sudah terlambat.
Pada detik detik sebelum penembakan Brigadri J, Ferdy Sambo sedianya ingin mengkonfirmasi langsung ke Brigadir J soal pelecehan seksual yang dialami sang istri, Putri Candrawathi.
Namun menurut mantan Kadiv Propam itu, jawaban klarifikasi dari Brigadir J tampak lancang, seolah tak ada peristiwa yang terjadi antara Brigadir J dengan Putri Candrawathi.
"Dengan amarah yang memuncak saya mengkonfirmasi langsung kepada Yosua mengapa ia berlaku kurang ajar terhadap istri saya, namun Yosua menjawab dengan lancang 'kurang ajar bagaimana komandan' seolah tidak ada satu apapun yang terjadi," ujar Sambo.
Sontak jawaban yang dilontarkan Brigadir J itu memicunya hilang kesabaran dan akal pikirannya, hingga melontarkan perintah ke Richard Eliezer atau Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
"Kesabaran dan akal pikiran saya pupus entah apa yang ada di benak saya saat itu, namun seketika itu juga terlontar dari mulut saya 'hajar cad, kamu hajar cad," terang Sambo.
Kemudian perintah yang Sambo berikan kepada Richard Eliezer itulah yang menyebabkan Brigadir J atau Yosua harus terjatuh dan meninggal dunia.
"Richad langsung mengokang senjatanya dan menembak beberapa kali ke arah Yosua, peluru Richard menembus tubuhnya kemudian menyebabkan Almarhum Yosua terjatuh dan meninggal dunia," ucap Sambo.
Menurutnya peristiwa tersebut berlangsung sangat cepat sehingga tidak sadar akan tindakan yang dilakukan Richard Elizer yang mengakibatkan kematian Brigadir J.
Nah Ferdy Sambo mengaku sempat berupaya menghentikan Richard Elizer untuk berhenti menembak.
"Kejadian tersebut begitu cepat, 'stop berhenti' saya sempat mengucapkannya berupaya menghentikan tembakan Richard dan sontak menyadarkan saya bahwa telah terjadi penembakan oleh Richard Eliezer yang dapat mengakibatkan matinya Yosua," jelas Sambo.
Baca Juga: PSG Bisa Sedikit Bernapas, Lionel Messi Makin Betah di Paris dan Siap Perpanjang Kontrak!
Sambo pun mengaku segera keluar memerintahkan Prayogi untuk segera memanggil ambulan sebagai upaya memberikan pertolongan bagi almarhum Brigadir J.
Sambo akui dirinya begitu panik saat itu namun merasa dituntut harus segera memutuskan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut, terutama untuk melindungi Richard Eliezer pasca terjadinya peristiwa penembakan.
Dengan cepat Sambo menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang ia dapatkan sebagai anggota penyidik berpengalaman Polri untuk berusaha mengatasi keadaan tersebut.
Baca Juga: Ini Peserta Prioritas Naik Haji 2023, Ternyata Indonesia Jadi Negara dengan Kouta Terbanyak di Dunia
Ketika melihat senjata yang terselip di pinggang belakang kanan Yosua, maka Sambo berusaha mencocokkan situasi yang terjadi dengan skenario yang layak sebagai upaya untuk melindungi Richard Eliezer.
Imajinasi Sambo yang bekerja sehingga membuatnya segera mengambil senjata HS dari pinggang Brigadir J untuk membuat cerita seolah-olah terjadi baku tembak.(*)
Artikel Terkait
Curhat Pilu Putri Ferdy Sambo usai Sang Ayah Dituntut Hukuman Seumur Hidup
5 Hal yang Memberatkan Ferdy Sambo Pantas Dituntut Penjara Seumur Hidup, Jaksa: Sempurna Hilangkan Nyawa
Ini Penjelasan soal Hukuman Seumur Hidup pada Tuntutan Terdakwa Ferdy Sambo
Dituntut Penjara seumur Hidup, Benarkah Ferdy Sambo Akan Dibui Sampai Tewas?
Ferdy Sambo Curhat Merasa Dituduh Seolah Penjahat Terbesar Sepanjang Sejarah Manusia!