Prevalensi Stunting di Indonesia Turun 2,8 Persen, Jokowi: Bukanlah Angka yang Sulit

- Kamis, 26 Januari 2023 | 12:13 WIB
Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya kesiapan lahir danbatin sebelum menikah untuk mencegah permasalahan stunting (gagal tumbuh). (Dok. Presidenri.go.id)
Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya kesiapan lahir danbatin sebelum menikah untuk mencegah permasalahan stunting (gagal tumbuh). (Dok. Presidenri.go.id)

HARIANHALUAN.COMKementerian Kesehatan (Kemenkes), mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rabu, 25 Januari 2023 bahwa di mana prevalensi stunting di Indonesia turun.

Kemenkes juga menyampaikan hal semacam itu langsung pada Rapat Kerja Nasional BKKBN yang memberi penjelasan bahwa angka prevalensi stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Dalam forum tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa stunting bukan hanyalah persoalan urusan tinggi badan, tapi yang paling bahaya itu bisa juga menyebabkan rendahnya anak untuk belajar.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Laptop Tipis Merek Asus, Harga Mulai dari Rp4 Jutaan

Hal itu pun bisa menyebabkan keterbelakangan mental dan mampu memunculkan penyakit-penyakit kronis, lalu itulah yang membahayakan ke depannya.

“Oleh sebab itu, target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak," kata Jokowi, dilansir dari laman Sehat Negeriku Kemkes pada Kamis, 26 Januari 2023.

Jokowi juga menyampaikan permainan angka itu, bukanlah angka yang sulit untuk dicapai asalkan bisa bekerjasama dengan baik.

Baca Juga: Review New MG HS Facelift: Fitur, Mesin, Eksterior, Interior dan Harga

"Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ujar Jokowi.

Jokowi melanjutkan bahwa ia mengungkapkan, infrastruktur dan lembaga yang ada harus digerakan untuk memudahkan dalam menyelesaian persoalan stunting ini.

Kemudian, bisa dimulai dari lingkungan air bersih, sanitasi, rumah yang sehat sehingga semua ini merupakan kerja terintegrasi dan harus terkonsolidasi.

“Jadi target 14% itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi,” tutur Jokowi.

Baca Juga: Ini 5 Daftar Oleh-oleh Sumatera Barat yang Tidak Boleh Ditinggalkan

Hasil SSGI untuk mengukur target stunting di Indonesia ini, sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali. Kemudian, Menkes mengatakan mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun.

Halaman:

Editor: Leo Farhan

Sumber: Kementerian Kesehatan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X