HARIANHALUAN.COM - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumbar, dr. Roni Eka Sahputra menyebut saat ini masih ada ketimpangan distribusi dokter di Sumbar.
"Bandingkan Kota Padang dengan Kota/Kabupaten lain di Sumbar sangat jelas bedanya. Di Padang dokternya sekitar 2.000 an, tapi di Kab/Kota 200 atau 300 rata-rata paling banyak," ucapnya kepada Harianhaluan.com, Sabtu, 28 Januari 2023.
Kondisi ini, sambungnya menjadi pe-er bagaimana pemerintah terutama kepala daerah, ketika dokter spesialis datang ke daerah, mereka senang disitu.
Baca Juga: Ketua DPRD Sumbar Sayangkan Sektor Pertanian Tak Mampu Angkat Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat
"Kalau mereka dihargai dengan baik, bekerja dengan nyaman, pasti mereka akan senang juga di Kota dan Kabupaten. Kepala daerah harus mensupport penuh," ucapnya.
Menurut dr. Roni kekurangan dokter saat ini, kalau jumlahnya banyak dan merata, sebarannya tentu tidak akan kurang juga.
"Jadi istilahnya, mencari kalau ada 'gula' disitu lebih banyak, pasti banyak semut yang pergi kesitu. Tentu para pemegang kebijakan bupati, walikota, gubernur harus memperhatikan itu," katanya.
Baca Juga: Ketua BK Muzli M Nur Ajak Anggota DPRD Sumbar Berbuat Lebih: Jangan Hanya Pikirkan Dapil
Kemudian regulasi-regulasi yang ada. Misalnya untuk spesialis Ortopedi di Jakarta ada 200 orang, di Padang 11 orang, Sumbar 24. Karena di Jakarta gulanya banyak, maka lebih banyak yang memilih di Jakarta.
"Gula itu seharusnya disebar merata ke seluruh pelosok Indonesia. Sehingga mereka nyaman bekerja mengabdikan profesinya," katanya lagi.
Ia berharap mudah-mudahan momentum pelantikan pengurus IDI 2022-2025 ini menjadi langkah awal IDI Sumbar untuk menjadi role model.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Lila Yanwar membenarkan Sumbar masih kekurangan dokter dan distribusinya pun masih belum merata di Kota maupun di Kabupaten.
"Contohnya Permenkes tentang puskesmas, cukup 1 dokter untuk puskesmas non rawatan dan 2 dokter di puskesman rawatan. Dengan beban yang berat di puskesmas, jumlah dokter masih kurang dan masalah pemerataan tidak sesuai antara rasio kebutuhan dan ketersediaan," ucapnya saat menjadi pemateri simposium IDI Sumbar dengan tema regulasi dan tantangan pemerataan distribusi tenaga dokter di Indonesia, Sabtu, 28 Januari 2023.
Ia menambahkan untuk membentuk layanan kesehatan prima, kondisi ini harus menjadi perhatian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy pada kesempatan itu, juga menyinggung mengenai perlunya pembukaan fakultas kedokteran baru, mengingat masih kurangnya rasio dokter di Sumatera Barat.