HARIANHALUAN.COM - Secara historis, Kota Pariaman yang terletak di daerah Minangkabau, Sumatera Barat itu terkenal sebagai pusat pengajaran Islam tertua di pantai Sumbar.
Masyarakat Pariaman juga dikenal sangat agamis, yang tercermin dalam dalam sikap dan perilaku mereka yang sangat memegang teguh ajaran Islam dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk mensyiarkan ajaran agama Islam.
Ajaran Islam di Pariaman dibawa dan disebarkan oleh salah satu tokoh ulama bernama Syekh Burhanuddin. Menurut peneliti Azyumardi Azra, ulama ini diperkirakan hidup pada 1056-1104 Hijriah atau 1646 Masehi.
Baca Juga: Deretan Rumah Makan Padang Terpopuler, Salah Satunya Milik Duta Nasi Padang Lho!
Baca Juga: 7 Rumah Makan Padang Terkenal di Indonesia, No.3 Favorit Presiden SBY dan BJ Habibie
Dikutip Harianhaluan.com dari laman Kemenag, Syekh Burhanuddin juga diketahui berguru kepada Khatib Sangko yang bermakam di Pulau Angso duo, yang saat ini dikenal dengan kuburan panjang. Kota Pariaman merupakan pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman.
Sebagian besar akademisi sepakat Syekh Burhanuddin adalah orang tersukses yang mengislamkan orang Minang secara menyeluruh di Ranah Minang. Pendekatannya melalui permainan anak-anak dan penciptaan teknologi baru seperti struktur bangunan memudahkan syariat Islam diterima dan disambut baik oleh masyarakat Minang.
Di masa Syekh Burhanuddin beserta para sahabat, diperkirakan 1069 Hijriah/1649 Masehi, syiar Islam mulai berkembang hingga seluruh masyarakat Minang menyatakan diri mereka adalah penganut penuh Islam.
Setelah kembali pulang menuntut ilmu dari Syekh Abdurrauf Ar-Singkel dari Aceh, murid Syekh Ahmad Qusyasyi di Madinah, Syekh Burhanuddin bersama sahabatnya Idris Khatib Malelo membangun pemondokan atau surau di Tanjung Medan, Ulakan Tapakis.
Surau pertama inilah yang menjadi cikal bakal lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Sejenis pesantren di Jawa yang pada masa belakangan berkembang luas dan disebarluaskan oleh pengikut dan murid Syekh Burhanuddin.
Surau Tanjung Medan juga menjadi kampus universitas yang di sekitarnya didirikan surau-surau kecil dan dihuni oleh pelajar dari berbagai daerah di Minangkabau, Riau, dan Jambi. Surau tersebut kemudian menjadi tempat pendidikan dalam pengajaran agama Islam.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Ratusan Bundo Kanduang di Kota Padang Gelar Pawai dan Makan Bajamba
Baca Juga: Bus Persis Solo Dilempari Batu, Gibran Gercep Ngadu ke Kapolri: Mohon Maaf Saya Tidak Sopan
Artikel Terkait
Permukaan Trotoar di Jalan Syekh Burhanuddin Kota Pariaman Mulai Diselimuti Rerumputan
Trotoar di Kawasan Jalan Tuanku Tambusai dan Syekh Burhanuddin Tak Terawat
Nasi Padang Bisa Prasmanan? Lokasinya di Sumbar, Orang Minang Asli Jamin Lamak Bana
5 Rumah Makan Terpopuler di Pariaman yang Murah dan Enak, Cek Lokasinya di Sini
5 Warung Makan Sate Padang di Jakarta, Harga Terjangkau dan Memiliki Cita Rasa Khas Minang