HARIANHALUAN.COM - Masjid yang terletak di daerah Peshawar, Pakistan terkena serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 32 orang dan mengakibatkan sekitar 150 korban luka.
Diketahui bahwa serangan bom terbaru yang menargetkan polisi ini dilancarkan di daerah Kota Peshawar barat daya yang memiliki sejumlah militan ISIS yang masih aktif.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk pengeboman yang diklaim oleh kepolisian Kota Peshawar sebagai bom bunuh diri ini dan menjanjikan akan menindak tegas pelaku. Disaat yang sama, ia juga memerintahkan sejumlah aparat agar korban pengeboman mendapatkan perawatan yang intensif.
Seperti yang dikutip Harian Haluan dari Reuters, salah satu polisi Peshawar, Sikandar Khan, mengatakan ledakan terjadi di masjid, di mana banyak orang berkumpul untuk salat. Ia juga menambahkan bahwa sebagian bangunan runtuh dan beberapa orang diyakini berada di bawah reruntuhan tersebut.
Kepala polisi Kota Peshawar, Muhammad Ijaz Khan, mengatakan kapasitas ruang utama masjid hampir 300 orang. Menurutnya, ruangan itu nyaris penuh saat ledakan terjadi, sehingga penyelamatan korban menjadi prioritas utama kepolisian.
Baca Juga: Kabar Baik! Gratis Masuk Ancol 3 Februari 2023, Catat Ini Link Pemesanan Tiket dan Persyaratan Lengkapnya
Serangan ini bukanlah yang pertama kalinya. Sejak Maret tahun lalu, sebuah bom bunuh diri meledak di masjid Muslim Syiah saat salat Jumat, membunuh setidaknya 58 orang dan melukai hampir 200 orang. Militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Sementara itu, Kota Peshawar yang berada di pinggiran distrik kesukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan tersebut sering menjadi target kelompok-kelompok militan, termasuk Taliban Pakistan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Kelompok tersebut merupakan payung dari kelompok Sunni dan kelompok Islam sektarian yang ingin menggulingkan pemerintahan dan menggantinya dengan pemerintahan Islam aliran mereka sendiri.
TTP telah meningkatkan serangan sejak mengakhiri apa yang disebut perjanjian damai dengan pemerintah Pakistan tahun lalu, yang difasilitasi oleh Taliban Afghanistan. TTP sering melancarkan serangan dengan menargetkan polisi dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Desember 2022 lalu, militan Islam merebut pusat anti-terorisme di barat daya dan mengambil sandera untuk bernegosiasi dengan otoritas pemerintah. (*)
Artikel Terkait
Keppres Jokowi Soal Pelanggaran HAM Berat, Rocky Gerung: Bom Waktu Jelang Pemilu 2024?
Bertahun Tahun DPO, Densus 88 Tangkap 3 Teroris, Dua Terduga Pemain Lama Peracik Bom
Sebaran Rumah Ibadah Masjid dan Musala di Solok Selatan, Ternyata Paling Banyak di Kecamatan Ini