Monev DP3AKB Kota Pariaman Temukan 18 Anak Beresiko Stunting di Desa Marabau

- Selasa, 31 Januari 2023 | 15:44 WIB
 Saat Monev Balita beresiko kasus stunting di Desa Marabau Kota Pariaman.
Saat Monev Balita beresiko kasus stunting di Desa Marabau Kota Pariaman.





HARIANHALUAN.COM - Monitoring dan evaluasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pariaman, ke Desa Marabau menemukan 18 anak beresiko kasus stunting.

Dari 18 anak balita beresiko kasus stunting itu, dua Balita beresiko tinggi terhadap stunting.

Anak-anak beresiko kasus stunting tersebut diberi makanan tambahan dari Puskesmas selama 6 bulan.

Tidak hanya Pemberian Makanan Tambahan (PTM) melainkan juga pendampingan dari Bidan Desa, Tenaga Pendamping Keluarga, dan Kader KB, kader PKK.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pariaman, Gusniyeti Zaunit menjawab harianhaluan.com, Selasa  31 Januari 2023, balita beresiko stunting itu dibantu Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Baca Juga: Redmi Note 11 Pro 5G Tak Sebagus Itu, Simak 3 HP Lain yang Kualitasnya Mirip!

Setelah enam bulan dilakukan pemberian makanan tambahan, evaluasipun dilakukan, kata dia.

Jika dalam evaluasi ada balita yang tidak lagi beresiko stunying atau sudah keluar dari resiko stunting, dan PMT tak lagi diberikan, sementara bagi yang belum, PMT tetap lanjut.

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan per anak dan per alamat itu penting untuk akurasi data.
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi anak beresiko kasus stunting ke desa tersebut melibatkan dinas instansi pendukung.

Diantaranya Dinas Keaehatan, Dinas Sosial, Perkim.LH, Dukcapil, semua dinas ini akan berperan sesuai fungsi pada monev yang dilakukan.

"Dengan akurasi data yang tepat dan dinas instansi pendukung, maka solusi terbaik dapat cepat dilakukan terhadap anak  beresiko kasus  stunting," kata Gusniyeti Zaumit.(*)

Editor: Heldi Satria

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X