Inilah Alasan Kenapa Tidak Ada Tanggal 30 pada Bulan Februari

- Rabu, 1 Februari 2023 | 14:19 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi



HARIANHALUAN.COM- Februari merupakan bulan kedua dari kalender Gregorian. bulan Februari merupakan bulan yang memiliki keunikan, dimana bulan yang lain memiliki 30 hingga 31 hari tetapi bulan Februari hanya memiliki 28 hari atau terkadang 29 hari pada tahun Kabisat.

Februari berasal dari kata lain februus  yang berarti pemurnian atau dapat diartikan suatu istilah untuk pesta penyucian yang diselenggarakan oleh bangsa Romawi kuno .

Awalnya kalender Romawi hanya terdiri dari 10 bulan dalam setahun, yakni  Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sexitilis, September, October, November, dan December. Pada masa itu raja Romulus dan rakyatnya menganggap periode antara Desember dan Maret tidaklah penting karena tidak berpengaruh signifikan terhadap masa panen sehingga pada masa itu.

Perayaan awal tahun jatuh di bulan maret yang bertepatan dengan awal musim semi , setelah kekuasaan Romawi jatuh ke tangan Raja Numa pompilius kalender tersebut disempurnakan dengan menambahkan bulan januari dan juga bulan Februari setelah bulan Desember.

Baca Juga: Andre Rosiade Lolos jadi Calon Waketum PSSI

Masing – masing memiliki 28 hari sehingga jumlah hari dalam setahun menjadi 354 hari, namun masyarakat pada masa itu percaya bahwa angka genap adalah  lambang dari ketidakberuntungan, maka ditambahkan satu hari di bulan Januari menjadi 29 hari sehingga total dalam setahun terdiri dari 355 hari.

Tapi kalender malah menjadi membingungkan hingga akhirnya pada saat kepemimpinan Raja Julius Caesar di akhir 45 sebelum masehi kalender diubah dengan menyusun ulang tahun berdasarkan pergerakan matahari.

Kalender ini kemudian dinamakan dengan kalender Julian dengan mengikuti pergerakan matahari maka total hari dalam kalender menjadi 365 hari dengan sengaja membuat struktur bulan Februari hanya memiliki 28 hari sedangkan bulan lainnya memiliki 30 dan 31 hari.

bulan Februari dipilih sebagai bulan dengan jumlah angka genap karena bulan februari menjadi momentum bangsa Romawi dalam melakukan ritual penghormatan pada leluhurnya, dalam dialek suku Sabina kuno february berarti  menyucikan.

Seiring berjalannya waktu para ahli menemukan bahwa bumi mengelilingi matahari selama 365,25 hari yang artinya masih tersisa 0, 25 hari atau 6 jam dalam satu tahunnya  untuk membulatkannya menjadi 24 jam dibuatlah tahun kabisat dimana setiap empat tahun sekali bulan februari memiliki 29 hari.

Kalender ini diberi nama dengan kalender Gregorian yang digunakan hingga saat ini. Adapun penamaan dari bulanbulan sebelumnya juga turut diubah bulan quintilis diubah menjadi juli sebagai tanda penghormatan kepada raja Julius dan Sexitilis diubah menjadi agustus untuk menghormati Kaisar Agustus yang merupakan putra dari Raja Julius Caesar. (*)

Editor: Heldi Satria

Sumber: YouTube

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X