"Setahu saya ujian SIM motor yang ada di kita meniru dengan apa yang ada di Belanda. Jadi mengenai metodenya memang sangat beragam. Ada juga yang sama seperti di Taiwan," kata Satrio.
Lebih lanjut, Satrio menerangkan bahwa PT AHM juga menerapkan beberapa metode yang sama seperti Polri dalam pelatihan safety ridingnya, misalnya zig-zag dan membuat angka 8 di jalur sempit.
Metode tersebut dimaksudkan agar setiap pengendara mempunyai kepekaan terhadap motornya, dan tidak bertujuan semata-mata untuk mempersulit.
Alasan kuat mengapa banyak pengendara motor yang gagal pada ujian pembuatan SIM adalah karena mayoritas mereka belajar secara otodidak, berbeda dengan orang yang berlatih mobil.
“Kalau berlatih mobil ada yang latihan dengan bantuan profesional. Kalau di motor, banyak orang yang sudah bisa naik motor langsung ikut ujian," ujar Satrio menerangkan.
Oleh sebab itu, satrio menyarankan agar para pengendara motor yang ingin melaksanakan ujian SIM, terlebih dahulu berlatih pada profesional.
Jika tidak ingin menggunakan bantuan profesional, setidaknya lakukan latihan berkendara sesuai dengan kaidah-kaidah bermotor yang sesuai aturan.
Solusi Polri
Pihak kepolisian juga peka terhadap masalah yang tengah dirasakan oleh masyarakat luas, terkait sulitnya proses pembuatan SIM, sehingga tingkat kegagalannya tinggi.
Oleh karena itu, polisi telah memberikan beberapa penyesuaian terkait pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) pada kendaraan sepeda motor, yakni SIM C.
Beberapa solusi yang diberikan adalah:
1. Diperbolehkan Latihan di Satpas
Demi memudahkan para pengendara motor dalam praktik ujian SIM C, saat ini kepolisian sudah menggelar pelatihan berkendara motor sesuai dengan metode pengujian.
Korlantas Polri Brigadir Jenderal Yusri Yunus mengatakan bahwa lokasi yang terpantau sudah menyediakan fasilitas pelatihan ini adalah Satpas Daan Mogot.
2. Diperbolehkan Mengulang Sampai Menyerah