HARIANHALUAN.COM - BRIN sejak akhir Januari 2023 lalu telah menjadi sorotan publik. Apalagi dikabarkan bahwa BPK telah menemukan pelanggaran proyek BRIN yang bermasalah.
Belum reda dan jelasnya soal temuan BPK tersebut, beberapa hari lalu akun Twitter @brin_watch membuat unggahan mengenai sejarah atau timeline IPTEK (Ilmu pengetahuan dan Teknologi) nasional versi BRIN yang menunjukkan tidak disebutkannya nama B.J. Habibie dalam perkembangan IPTEK Indonesia yang ada di gedung B.J. Habibie, kantor pusat BRIN.
Sejarah IPTEK yang disebutkan dalam gedung BRIN tersebut, hanya menyebutkan dua tokoh, yakni Ir. Soekarno yang mengawali pembentukan Organisasi Penyelidikan Ilmu Pengetahuan Alam (OPIPA) tahun 1948 (cikal bakal LIPI yang sekarang BRIN) dan Laksana Tri Handoko yang merupakan Kepala BRIN saat ini.
Baca Juga: Pedoman BRIN Tetap pada BMKG: Badai Dashyat Kemarin itu hanya Pendapat Personal!
BrinBaca Juga: Pedoman BRIN Tetap pada BMKG: Badai Dashyat Kemarin itu hanya Pendapat Personal!
Nama terakhir yang disebutkan, malah baru-baru ini diminta oleh komisi VII DPR untuk Pemerintah memberhentikannya dari jabatan Kepala BRIN.
Sebagian rakyat Indonesia mungkin masih belum familiar dengan lembaga bernama BRIN. Singkatnya, Badan Riset Inovasi Nasional alias BRIN adalah lembaga yang didirikan oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Berdasarkan Perpres tersebut, BRIN memiliki tugas untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.
BrinBaca Juga: Tips Usaha Tetap Lancar ala Mongol Stres, Tak Perlu Panggil Dukun
BRIN ialah lembaga yang di dalamnya terdapat leburan lembaga-lembaga riset, seperti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), dan BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi).
Membicarakan perkembangan IPTEK yang berkembang di Indonesia, tentu tidak akan lengkap bila tidak menyertakan Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) di dalamnya.
Jauh sebelum dirinya menjabat sebagai menteri atau Wakil Presiden RI di era orde baru, Soeharto, atau sebagai Presiden RI ketiga kala Soeharto mangkat, B.J. Habibie adalah seorang ilmuwan yang telah bermukim di Jerman dan diakui keilmuannya oleh dunia dengan Teori Habibie, Faktor Habibie, dan Fungsi Habibie.
Baca Juga: Tips Usaha Tetap Lancar ala Mongol Stres, Tak Perlu Panggil Dukun
Di Indonesia, kontribusi IPTEK yang dibawa oleh ilmuwan asal Gorontalo ini, sangat terasa lewat dibentuknya PT Dirgantara Indonesia yang berhasil menerbangkan pesawat pertamanya, yaitu pesawat N250 Gatot Kaca.
Artikel Terkait
Bawa Chipset Snapdragon 750G, Harga Samsung Galaxy M23 5G Makin Anjlok! Yakin Nggak Mau Beli?
Segini Besaran Gaji Pantarlih, Ternyata Lebih Besar dari Pemilu 2019
Mengenal Rendang Lebih Dekat, Ternyata Punya Sejarah dan Filosofi Kuat Seperti Rasanya
Bak Maling Teriak Maling, Bripka Madih Ternyata Sering Teror Warga di Bekasi
Keluarga Bayi yang Jarinya Kepotong Respon Tawaran Hotman Paris, RSMP Terancam Dipolisikan
5 Rekomendasi Buah-buahan yang Baik Untuk Diet, Nomor 4 Gampang Dicari