Update! Status Gunung Karangetang di Sulawesi Utara Kini Siaga Level III

- Rabu, 8 Februari 2023 | 22:28 WIB
Gunung Karangetang Siaga Level III. (magma.esdm.go.id)
Gunung Karangetang Siaga Level III. (magma.esdm.go.id)

HARIANHALUAN.COM – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membagikan kabar terkini dari Sulawesi Utara terkait aktivitas Gunung Karangetang. Gunung ini dalam kondisi sangat berbahaya untuk didaki.

Gunung Karangetang secara administrasi berada di Pulau Siau yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.

Berdasarkan bentuk tipenya, Gunung Karangetang adalah gunung api strato yang merupakan gunung berbentuk kerucut yang tersusun atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava.

Baca Juga: Dua Situs Bersejarah Kota Diyarbakir Terancam Rusak karena Gempa Bumi Turki

Dikutip Harianhaluan.com dari Kemendikbud, gunung strato memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Terbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya

- Mengalami letusan berkali-kali dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi.

- Contohnya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu atau secara umum sebagian besar gunung api di Indonesia memiliki bentuk kerucut atau strato.

Baca Juga: Masuk Universitas Negeri Padang Mudah Kok, Begini Cara Mendaftarnya

Berdasarkan hasil pengamatan visual yang dilakukan oleh petugas pos pengamatan Gunung Karangetang dan juga aktivitas kegempaan gunung api tersebut, memperlihatkan bahwa tinggi kolom asap belum menunjukkan perubahan signifikan, masih berkisar antara 50-150 m di atas puncak.

Namun, peristiwa guguran lava pada Kawah Utama semakin meningkat sejak 4 Februari 2023 lalu. Guguran lava meluncur ke arah kali Batang, kali Batuawang, serta kali Beha barat sejauh 1000 m dari puncak, sinar api masih belum tampak, suara gemuruh guguran lava kadang terdengar hingga pos pengamatan.

Berdasarkan data instrumental Gunung Karangetang, gempa guguran menunjukkan peningkatan sejak 18 Januari 2023 dan semakin meningkat pada 6 Februari 2023 sehingga terekam sebanyak 43 kejadian dan pada 7 Februari 2023 gempa guguran meningkat lagi menjadi 62 kejadian per hari.

Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga ketidakstabilan pada kubah lava.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, PVMBG melihat potensi bahaya berupa erupsi eksplosif tipe strombolian serta pertumbuhan kubah lava yang sering diikuti oleh kejadian guguran lava sehingga juga dapat mengakibatkan adanya bahaya sekunder berupa lahar.

Halaman:

Editor: Dodi Caniago

Terkini

X