HARIANHALUAN.COM - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan kabar bahwa pesawat F 22 Raptor milik Amerika Serikat, menembak jatuh balon terbang yang dituding sebagai mata-mata milik China.
Alih-alih mengakui kesalahan yang dibuat, Kementerian Luar Negeri China membeberkan kepada publik bahwa Amerika Serikat lebih dulu menerbangkan balon udara mata-mata, sebagai upaya untuk mengawasi China.
Baca Juga: Ini Kesalahan Fatal Putri Candrawathi Dimata Hakim
Penerbangan ilegal yang dilakukan oleh negeri Paman Sam tersebut, berlangsung sebanyak 10 kali sejak tahun lalu.
Merespon hal tersebut, China pun membalas dengan menerbangkan balon terbang di atas langit Amerika.
"Sejak tahun lalu, balon ketinggian tinggi AS telah melakukan lebih dari 10 penerbangan ilegal ke wilayah udara China tanpa persetujuan dari departemen China yang relevan" ujar Wang Wenbin dikutip dari theguardian.com.
Baca Juga: Rebutan Lahan Parkir, Ormas Pemuda Pancasila dan Forkabi di Tangerang Bentrok
Reaksi terhadap tindakan tersebut, yang oleh pihak pemerintahan China sebagai respon yang sepantasnya dilakukan, dengan menerbangkan balon terbang serta kamera yang melekat pada benda tersebut di atas wilayah otoritas Amerika Serikat.
Reaksi yang disebut oleh Kemenlu China sebagai tindakan relevan dan bertanggung jawab.
Sebagaimana diketahui, ketegangan antara kedua negara tidak hanya terjadi pada sektor ekonomi, namum merembet ke sektor militer.
Baca Juga: Stigma Keras Orang Ambon dan Batak: Kami Itu Sebenarnya Penyayang dan Berani, Bisa Dibuktikan Kok
Tindakan semacam ini oleh China, merupakan kali pertama bahwa negara tirai bambu tersebut telah mampu merespon tindakan AS sejauh ini. (*)
Artikel Terkait
Tuai Kontroversi, Ini Rencana Lokasi 25 Jalan Berbayar di Jakarta
Liga Champions 2022/23, Prediksi PSG vs Bayern Muenchen: Line Up, Head to Head, dan Skor
Menlu Retno Marsudi Instruksikan Perintah Penting pada Dubes RI di Turki: Ada Dua Tugas Utama
5 Tahun Terakhir, 26 Ribu Benda Asing Melayang di Langit AS, UFO?