Inggit Garnasih Istri Soekarno Layak Jadi Pahlawan Nasional? Ridwal Kamil Jelaskan Soal Ini

HARIANHALUAN.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk ketiga kalinya kembali mengusulkan istri kedua Soekarno, Inggit Garnasih sebagai Pahlawan Nasional.

Upaya Pemprov Jabar mengusulkan Inggit Garnasih jadi Pahlawan Nasional telah dilakukan pada tahun 2008 dan 2012. Namun, pada dua kesempatan itu istri kedua Soekarno urung diterima oleh pemerintah pusat, lantaran kurang memenuhi syarat administrasi.

Bertepatan dengan hari lahir Inggit Garnasih, Pemprov Jabar menggelar “Seminar Nasional Seminar Nasional Pengusulan Calonnya Pahlawan Nasional dari Jabar Ibu Inggit Garnasih” di Hotel Homann, Kota Bandung, pada Jumat 17 Februari 2023 kemarin.

Baca Juga: Pengebom Tu-160M Kedua Rusia Jalani Uji Terbang, Makin Sulit Dideteksi Radar

Baca Juga: Sejarah dan Nilai Historis Rumah Singgah Bung Karno di Kota Padang yang Kini Rata dengan Tanah

Maksud digelarnya seminar tersebut selain sebagai syarat pengusulan sebagai Pahlawan Nasional, sekaligus untuk melengkapi penelitian tentang peran Inggit Garnasih supaya sesuai dengan syarat yang tercantum dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil membeberkan alasan mengapa sosok Inggit Garnasih layak disematkan gelar Pahlawan Nasional.

Menurutnya, Inggit Garnasih menjadi pemicu Soekarno Muda di tahun 1920-an yang pantang ciut menggobarkan pergerakan nasional melawan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga: Sumber Kekayaan Jerome Polin, Mulai dari YouTube sampai Bisnis Ini

“Ibu Inggit Garnasih kita anggap sangat-sangat berjasa, karena pada saat Bung Karno di penjara baik di Banceuy maupun Sukamiskin, itu lagi terpuruk-terpuruknya itu yang menemani adalah ibu Inggit," ujar Ridwan Kamil dikutip Harianhaluan.com dari Sindonews, Sabtu 18 Februari 2023.

Lebih lanjut lagi paska Soekarno ditangkap, Inggit Ginarsih yang kala itu telah diperistri rela menjual barang pribadinya demi membelikan makanan, obat-obatan dan bahkan buku-buku yang kemudian dikirimnya ke penjara tersebut.

Puncaknya pada tahun 1934, saat Inggit Garnasih menemani Soekarno yang kembali diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Dan disitulah Inggit Garnasih menemani Soekarno menggali falsafah negara Indonesia yakni Pancasila.

Baca Juga: Ini Syarat KUR BRI 2023, Bisa Dapat Bantuan Kredit Modal Kerja dan Investasi Rp500 Juta

"Membuat Bung Karno bangkit, lebih pintar, lebih cerdas. Ujungnya akhirnya menjadi pergerakan, pergerakan menjadi kemerdekaan. Dari kemerdekaan kita sekarang mendapatkan kenikmatan menikmati kemajuan yang kita rasakan hari ini,” terang Ridwan Kamil.