PADANG, HARIANHALUAN.COM - Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Dhafri mengungkapkan bahwa Satuan Tugas (Satgas) tidak pernah sampaikan detail data kematian akibat Covid-19.
"Satgas selama ini tidak pernah menyampaikan bagaimana detail data kematian Covid-19 terkait karakteristik jenis kelamin, umur, pekerjaan, termasuk kontak erat dengan suspek yang memiliki riwayat perjalanan. Sementara kami memilikinya," ujar Epidemiolog Unand, Defriman Dhafri saat ditanya terkait data Covid-19 di Sumbar, Selasa (10/8/2021).
Padahal tracer di kabupaten/kota, kata dia merecord hal itu. Data tersebut sudah tertumpuk sampai 46 ribu hingga 7 Juni 2021.
Ia mengatakan, dulu diketahui data tersebut hanya dinas kesehatan yang mengetahuinya. Sekarang, data tersebut sudah dibuka dan dinas kesehatan minta masukan dari Fakuktas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand, karena memang datanya masih berantakan.
"Recordnya ada, hanya saja cara memanajemennya perlu dipilah, karena membutuhkan waktu untuk manajemen datanya," ucapnya.
Ia mengatakan, dengan data tersebut setidaknya agak lebih terang bagaimana profil dari kematian Covid-19.
"Kita mencoba semua model mulai dari karakteristik, gejala, dan komorbid. Ternyata final modelnya yang siginifikan adalah yang komorbid itu," katanya.
Komorbid itu, mulai dari diabetes, hipertensi, TPOK sama RDS, itu yang ditakutkan oleh kalangan di rumah sakit.
"Saran saya, ini adalah klu awal, karena juga ada yang belum terungkap. Sekarang pertanyaannya, apakah ada penyebab kematian karena respon yang lambat atau memang ketersediaan sara prasarana yang menyebabkan kematian. Itu tidak terungkap dari data," katanya.
Diketahui bahwa di lapangan banyak tidak tersedia oksigen atau bisa saja ada pasien ditolak, hal tersebut yang harus diungkap.
"Dalam hal ini, butuh keterbukaan dari rumah sakit," ujarnya. (*)