PADANG, HALUAN — Benar kata orang tua-tua, mebangun masjid tak kan pernah selesai-selesainya. Ada-ada saja yang tampak untuk dilakukan penambahan pekerjaan. Siap bagunan yang satu, teringat pula membangun yang lain.
Setidaknya, kondisi itulah yang tergambar dari pembangunan Masjid raya Sumbar. Meski telah menghabiskan dana mencapai Rp256 miliar, namun masih terasa belum cukup. Masih banyak bagian-bagian masjid yang belum tuntas.
Karena itu, tahun 2017 Masjid Raya Sumatera Barat mendapat penambahan anggaran sebesar Rp19 miliar dari APBD Provinsi. Anggaran tadi telah disetujui pada penetapan APBD 2017 oleh DPRD Sumbar beberapa waktu lalu.
Ketua Komisi V DPRD Sumbar, Apris Yaman mengatakan pemanfaatan anggaran Rp19 miliar ini adalah untuk pembangunan menara di Masjid Raya.
Apris menjelaskan, perencanaan awal sebelumnya akan dibangun 4 menara. Namun karena anggaran minim disepakati yang akan dibangun 2017 hanya satu saja. Selain Rp19 miliar, pada tahun depan itu ada juga dana Rp24 miliar yang bersumber dari APBN untuk penyelesaian taman dan area parkir.
Sejak mulai dibangun tahun 2007 lalu, hingga dalam bentuk bangunan masjid sekarang, telah menghabiskan dana mencapai Rp256 miliar. “Sekarang pembangunan fisik sudah selesai 90 persen lebih. Tinggal lagi parkir, dan pembuatan taman. Kita harapkan semua bisa selesai tahun depan,” kata Apris pada wartawan, Senin (19/12).
Lebih lanjut Apris mengatakan, agar megahnya Masjid Raya benar-benar bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, ia berharap konsep pemeliharaan harus profesional. Untuk itu perlu dibentuk badan atau yayasan yang bisa mengelola semua keperluan masjid seperti listrik, petugas kebersihan dan sebagainya. Termasuk juga mengelola dana dari jamaah.
“Harapan kita Masjid Raya ke depan bisa mendukung destinasii objek wisata halal di Sumbar, jadi pengelolaannya harus jelas,” ujar Apris.
Kemudian pengelolaan Masjid Raya akan didorong bisa mendatangkan pemasukan di bidang ekonomi. Potensi untuk itu dinilai cukup besar. Hal itu melihat pada area Masjid Raya yang cukup luas. Menurut Apris, area di sekitar Masjid raya bisa digunakan biro-biro perjalanan Haji yang berpotensi di sektor perekonomian.