PADANG, HARIANHALUAN.COM -- Ribuan warga tumpah ruah di kawasan Jembatan Siti Nurbaya, PadanG, Sabtu (8/2) sore lalu. Mereka sengaja datang untuk menyaksikan berbagai atraksi kesenian budaya multi etnik yang khusus diselenggarakan oleh warga keturunan Tionghoa dalam rangka perayaan puncak Cap Go Meh 2571.
Mulai dari pertunjukan arakan Sipasan, Barongsai, Silat Minangkabau, perpaduan musik khas etnis Tionghoa dan Minangkabau, kostum berbagai etnis hingga, arakan kio disajikan untuk menyedot perhatian pengunjung. Cap Go Meh 2571 bukan hanya sekedar perayaan tahun baru Imlek semata.
Namun juga, bukti kalau di Sumatera Barat, tumbuh kembang budaya dari berbagai etnis. Baik warga keturunan Tionghoa, Minangkabau, Jawa, Batak, Nias, Sunda, mampu hidup berdampingan. Saling menghormati dan mampu menghargai keberadaan masing-masing.
“Kita bersyukur dapat hadir di festival Multikultural ini. Puncak dari perayaan Cap Go Meh. Semoga ini bisa menjadi daya tarik bagi dunia kepariwisataan,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Alwis.
Menurut Alwis, bicara soal pariwisata, tidak serta merta tentang keindahan alam panorama. Namun juga, kebudayaan sebagaimana atraksi budaya yang disaksika hari ini. Tinggal lagi, bagaimana kita mengemas itu untuk menunjang kepariwisataan dari segi keberagaman budaya. “Pariwisata itu, tidak hanya soal keindahan alam. Tapi juga budaya. Tinggal kita bagaimana mengemas itu,”ujar Alwis.
Sementara itu, ketua pelaksana Cap Go Meh 2020, Kiki Arius Arief menyebutkan, iven ini merupakan iven ketiga diselenggarakan di Kota Padang sejak 2018 silam dengan dukungan anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Barat. Melalui festival Multikultural ini, diharapkan dapat meningkatka rasa kebersamaan antar sesama.
“Hari ini merupakan puncak perayaan Imlek, berbagai atraksi ditampilkan, mulai dari kolaborai penampilan wushu dengan pencak silat, gandang tansa dari Pariaman dan tambua baronsai, kemudian arak-arakan sipasan panjang, barongsai, tarian naga, lalu sejumlah arakan dari multietnik lainya yang ada di Sumbar. Ini merupakan tahun Ketiga kita didukung oleh anggaran dari Pemerintah,” tutupnya. (*)