2. Gerak Brown
Secara mikroskopis, partikel-partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur patah-patah (zig-zag) dalam medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan oleh adanya tumbukan antara partikel koloid dan medium pendispersi.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya partikel bermuatan (ion) pada permukaan koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik atau ditempeli oleh partikel-partikel kecil. Nah, kemampuan itu disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi.
Contohnya, koloid sol besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) bermuatan positif karena mengadsorpsi ion positif. Dibuat dengan mencampurkan FeCl3 ke dalam air panas berlebih, terjadilah proses pembentukkan koloid, yang berupa sol hidrat besi (III) oksida atau Fe2O3.xH2O.
FeCl3 + xH2O → Fe2O3.xH2O
Saat sol Fe(OH)3 terbentuk, tersisa banyak ion Fe3+ dalam larutan. Ion ini diserap oleh sol Fe(OH)3 pada bagian permukaannya sehingga sol Fe(OH)3 kelebihan muatan positif. Jadi, sol Fe(OH)3 dikenal sebagai koloid bermuatan positif.
4. Koagulasi

Koagulasi adalah proses rusaknya sistem koloid karena proses penggumpalan akibat terbentuknya partikel-partikel yang lebih besar daripada ukuran koloid (lebih besar dari 100 nm).
Koagulasi dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan elektroforesis. Contohnya, penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga bagian putih dan kuningnya menggumpal atau mengeras.
Cara Pembuatan Koloid

Artikel Terkait
5 Jenis Model Atom Menurut Para Ahli
Sistem Periodik Unsur Kimia