Sejak dijajah oleh Belanda dan beberapa negara lain, rakyat Indonesia telah berusaha untuk melawan mereka. Namun, Indonesia dahulu belum terbentuk dan perlawanan hanya dilakukan di masing-masing daerah. Meskipun begitu, para pemimpin perlawanan tetap diabadikan namanya sebagai Pahlawan Nasional.
Sebelum masuk daftar pahlawan nasional sebelum kebangkitan nasional 1908, kenali terlebih dahulu apa itu pahlawah nasional. Melansir dari Tempo.co, Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009.
Gelar tersebut juga diberikan kepada tokoh yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Mereka adalah orang yang sepanjang hidupnya telah berjuang bagi bangsa Indonesia serta jasa-jasanya sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gelar ini pun didapat setelah mencapai beberapa kriteria seperti WNI yang telah meninggal dunia, perjuangannya hampir sepanjang hayat hidupnya bahkan perjuangannya melebihi beban tugas yang diemban, memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia, berjiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, berakhlak mulia, dan sebagainya.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas Pahlawan Nasional yang muncul sebelum tahun 1908. Melansir dari berbagai sumber, simak daftar berikut ini.
Daftar Pahlawan Nasional Sebelum Kebangkitan Nasional 1908
- Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan dari Kerajaan Banten yang memerintah pada tahun 1651 sampai 1683. Pada masa pemerintahannya, dia dianggap sebagai masa keemasan dari Kerajaan Banten pada masa tersebut. Pada masa itulah, Banten menjadi pusat perdagangan yang berniaga dengan pedagang dari Inggris, Denmark, China, India, dan negara lainnya. Wilayah Banten ini juga meluas hingga ke daerah Cirebon dan Kalimantan.
Pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan di Nusantara antara Banten dengan melawan Belanda (kongsi dagang VOC) karena keinginan Belanda yang memonopoli perdagangan rempah rempah. Tetapi, saat hendak menyerang VOC di Batavia. Sultan Ageng justru diserang oleh anaknya sendiri yaitu Sultan Haji. Dimana Sultan Ageng pun akhirnya ditawan dan diasingkan pada tahun 1683 ke Batavia. Ia meninggal dunia pada tahun 1685.
- Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin merupakan pimpinan dari Kerajaan Gowa di Makassar, Sulawesi Tenggara dari tahun 1653 sampai tahun 1669. Pada masa itu, Makassar menjadi pusat perdagangan di Indonesia, yang mana bagian timurnya.Oleh karena itu, Belanda ingin menguasai pelabuhan untuk dapat melakukan dan memonopoli rempah rempah tersebut disana.
Artikel Terkait
Pengusulan Inyiak Canduang Sebagai Pahlawan Nasional Masuk Tahap Sidang Berkas
Jumpa Ronny Pahlawan, Wagub Audy Titip Salam untuk Insan Olahraga Sumbar
PKS Usulkan ke Pemerintah Agar Kiai Syaikhona Kholil Segera Dikukuhkan Sebagai Pahlawan Nasional