PAN Pastikan Tak Akan Lagi Bahas Penundaan Pemilu: Pintu Sudah Tertutup

- Kamis, 7 April 2022 | 13:04 WIB
Partai Amanat Nasional (ist)
Partai Amanat Nasional (ist)

Jakarta, HarianHaluan.com – Wakil Ketua Umum DPP PAN Bima Arya Sugiarto turut menannggapi sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan para anggota kabinet untuk tidak lagi membahas soal wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Terkait hal ini, pria yang menjabat sebagai Walikota Bogor tersebut menganggap wacana penundaan pemilu sudah tertutup seiring dengan pernyataan presiden tersebut.

“Artinya ya pintu itu memang sudah tertutup, ya realitas politiknya tak memungkinkan," Ujar Bima.

Menurut Bima, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah menyampaikan, meski wacana usulan penundaan pemilu tersebut menguat tapi secara realitas politik nya kecil untuk terwujud karena dukungan parpol parlemen yang lemah.

Baca Juga: Sejumlah Petinggi PAN Berkumpul di Rumah Zulkifli Hasan Malam Ini, Ada Apa?

"Realitas politiknya tidak memungkinkan karena tidak mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen, kan Ketum PAN sudah menyampaikan ke arah itu juga," kata Bima.

Seperti yang diketahui, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebelumnya menyatakan setuju apabila Pemilu 2024 ditunda.

Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan beberapa alasan mengapa Ia mendukung agar Pemilu 2024 ditunda, salah satunya terkait isu dan situasi glibal di Rusia dan Ukraina.

"Ya, memang hari-hari ini publik diramaikan oleh perbincangan usulan mengenai pengunduran jadwal pemilu, dengan berbagai alasan. PAN setuju bahwa pemilu perlu dipertimbangkan untuk diundur," kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/2/2022).

Pertama, ia menyinggung situasi pandemi yang masih berlangsung dan memerlukan perhatian khusus.

Baca Juga: Walikota Bogor Bima Arya Pastikan Kader PAN Siap Jadi Menteri Jokowi

“Yang pertama, alasannya pandemi yang belum berakhir tentu memerlukan perhatian keseriusan untuk menangani," kata Zulhas saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/2).

Alasan kedua, menurut Wakil Ketua MPR ini adalah perekonomian di Indonesia yang belum membaik. Pertumbuhan saat ini rata-rata masih 3-3,5 persen.

Alasan ketiga, terkait perkembangan situasi global terkini.

Halaman:

Editor: Alfitra Akbar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X