Pemainnya Diborong Timnas Indonesia, Persija Minta Solusi dari Shin Tae-yong

HARIANHALUAN.COM - Klub asal Ibukota, Persija Jakarta menyampaikan permintaannya agar PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia mau mengambil tindakan usai 12 pemain Persija diboyong Timnas Indonesia, sementara klub yang mempunyai julukan Macan Kemayoran tersebut harus bertanding di Liga 1.

Adanya pemanggilan pemain Persija Jakarta di luar FIFA Matchday dan juga adanya pertandingan Liga 1 saat kalender FIFA memasuki FIFA Matchday sangat merugikan klub. Pelatih Timnas Shin Tae-yong sendiri sebelumnya sempat memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.

Wakil Presiden Persija Jakarta, Ganesha Putera, menyampaikan, Shin Tae-yong memberikan solusi agar para pemain Persija yang bermain reguler di klub tetap dibiarkan bermain untuk klubnya. Sedangkan para pemainnya yang minim menit bermain, diikutkan training camp (TC) Timnas. 

Baca Juga: Persija Jakarta Resmi Surati PSSI Terkait Banyaknya Pemain yang Dibawa ke Timnas, Ini Isinya

“Itu sebenarnya nasihat dari pelatih kepala Timnas (Shin Tae-yong). Namun, bagaimana mungkin kami berikan kesempatan bermain jika pemainnya tidak ada? Jadi saya pikir solusi jangka pendeknya untuk U-20 dan U-23 adalah pemain yang memang tak punya menit bermain akan kami berikan untuk berlatih di timnas. Tapi untuk yang punya menit bermain biarkan mereka bermain di Liga 1. Pemain yang dapat menit bermain biarkan bermain,” kata Ganesha, keterangan tertulis dikutip HarianHaluan.com, Sabtu, 18 Maret 2023. 

“Teknisnya bisa didiskusikan. Mungkin kalau TC di Jakarta bisa on and off. Sangat clear kami harus ada kata saling bantu,” sambungnya.

Ganesha menyampaikan harapannya, agar kedepannya PSSI dapat membuat regulasi yang baru dan dapat menguntungkan banyak pihak dalam upayanya memajukan sepak bola nasional tanpa harus mengorbankan salah satu pihak yang terkait.

Baca Juga: Pincang di Liga 1 Akibat 12 Pemainnya Dipanggil Timnas Indonesia, Wakil Presiden Persija Buka Suara

“Sebisa mungkin di musim yang akan datang tak ada lagi jadwal yang bertabrakan dengan window FIFA Matchday. Saya tahu di Indonesia semua tak gampang, tapi hal itu harus dijadikan prinsip dan rumusan dasar,” tegasnya.

Perihal larisnya pemain muda Persija yang diborong ke Timnas Indonesia, Dirinya menilai, bahwa yang terpenting dari pemain muda adalah jam terbang, bukan prestasi.

“Mari kita mengubah mindset pembinaan usia muda. Usia muda tak mencari prestasi, tapi talent development, yaitu mempromosikan sebanyak mungkin pemain berbakat ke level yang lebih tinggi,” pungkasnya. ***