Eks Pebalap Formula 1, Nikita Mazepin Curhat Keresahannya Usai Menyaksikan Final Piala Dunia 2022

HARIANHALUAN.COM - Perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar memicu sejumlah kontroversi, seperti larangan kampanye LGBT, larangan minuman keras, isu hak asasi manusia (HAM) pekerja migran, dan isu lainnya.

Nikita Mazepin menyampaikan keresahannya melalui laman Instagram usai menyaksikan laga final Piala Dunia 2022 antara Argentina melawan Prancis di Stadion Lusail pada hari Minggu 18 Desember 2022.

Menurut Nikita Mazepin betapa absurdnya hal-hal yang terjadi ketika politik dicampur adukan dengan olahraga.

Pada Piala Dunia 2022 ini ketika Gianni Infantino menegur pada pers dan siapa pun yang akan mengkritik negara tuan rumah.

Ia juga menyoroti dalam beberapa tahun terakhir federasi olahraga dan badan pengaturnya telah mengambil sikap tegas terhadap publik tentang masalah global.

Seperti halnya dalam pagelaran Piala Dunia 2022, ketika FIFA mengancam akan menghukum pemain yang ingin mengekspresikan keyakinan politik mereka dengan mengenakan ban lengan pelangi.

Kemudian sebagai bentuk dukungan bagi para pemain yang dilarang mengenakan ban lengan pelangi, politisi membalas FIFA dengan mengenakannya.

Lebih lanjut Mazepin menggaris bawahi saat dirinya harus kehilangan kursi di Formula 1 akibat dari invasi Rusia ke Ukraina yang mana menurutnya tidak ada hubungannya dengan olahraga.

Pada bulan Maret 2022 Mazepin terpaksa tidak melanjutkan sisa musimnya bersama dengan Haas F1 team, hal ini berkaitan dengan larangan bagi atlet dibawah bendera Rusia untuk melakukan balapan.

Menurut Mazepin saat ini beberapa badan yang berkuasa telah melarang pesaing berdasarkan kewarganegaraan.

Sementara yang lain telah menghukum penyelenggara karena tidak mengakui atlet untuk berkompetisi.

Baca Juga: 5 Lagu yang Dipersembahkan untuk Ibu, Liriknya Bikin Baper

Mazepin mengungkapkan kekesalannya karena tidak ada alasan untuk protes dan tidak ada proses hukum.

Sehingga Mazepin menyebutkan sudah waktunya untuk mengakui bahwa sekarang komunitas olahraga telah tersesat.