HARIAN HALUAN - Kontroversi soal pawang hujan Rara Isti Wulandari saat beraksi di Sirkuit Mandalika pada Minggu (20/3/2022) memang mengundang banyak kritik sejumlah pihak.
Diketahui, aksi Rara kala itu diminta untuk mengendalikan hujan di pagelaran MotoGP 2022 Sirkuit Mandalika agar perlombaan bisa segera dimulai.
Dalam aksinya, Rara tampak berjalan di Sirkuit Mandalika sambil membacakan doa-doa agar hujan segera berhenti.
Baca Juga: Kritik Aksi Pawang Hujan, Pendeta Gilbert: 'yang Bilang Ini Kearifan Lokal, Memang Penjilat Politik'
Usai beraksi dan ditepuk tangani oleh banyak penonton di Sirkuit Mandalika, namanya kemudian menjadi viral di media sosial.
Seperti dikutip dari Podcast Dedy Corbuzier, Rara mengaku jika kemampuannya mengendalikan hujan karena ia memegang remot AC langit.
Dengan remot itu, akunya, maka dengan seizin Tuhan ia bisa menghentikan hujan kapan saja saat dia beraksi sebagai pawang hujan.
Baca Juga: Pendeta Gilbert Kritik Aksi Pawang Hujan, Sebut Aksi Rara Berasal dari Kuasa Kegelapan Setan
"Karena begini, teori langit itu… langit itu atas izin Tuhan langit itu milik Rara. Di langit itu terisi teman-teman Rara, para pekerja, pembalap, pokoknya pemerintah. Nah langit itu ada AC besar itu remot-nya di Rara," ucapnya lewat kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (24/3/2022).
Artikel Terkait
Soal Orang yang Tak Percaya Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika, Rara: ‘Masa Gak Percaya Mulu’
Aksi Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika, Mulyanto: Memalukan dan Kesankan Dunia Inovasi Kita Terpuruk
Wow! Rara Pawang Hujan Pernah Dibayar Rp 50 Juta untuk Enam Jam di Event Ini
Hadir di Podcast Deddy Corbuzier, Agama Pawang Hujan Rara Isti Wulandari Dipertanyakan, Ini Jawabannya
Apa Agama Pawang Hujan Rara Isti Wulandari, Ini Jawabannya!
Pawang Hujan MotoGP Mandalika 2022, Mbak Rara Sebut Ada AC di Langit
Soal Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika, Gus Miftah Enggan Buru-Buru Mencap Syirik
Pendeta Gilbert Kritik Aksi Pawang Hujan, Sebut Aksi Rara Berasal dari Kuasa Kegelapan Setan
Kritik Aksi Pawang Hujan, Pendeta Gilbert: 'yang Bilang Ini Kearifan Lokal, Memang Penjilat Politik'