HARIAN HALUAN - Penetapan tanggal 1 Ramadhan 2022 antara pemerintah dan muhammadiyah kemungkinan akan mengelami perbedaan.
Hal tersebut dikarenakan terjadinya perbedaan pendekatan yang digunakan dalam menentukan tanggal 1 Ramadhan sebagai awal memulai ibadah puasa.
Terjadinya perbedaan tersebut tentunya bisa membuat umat muslim bingung dalam menentukan kapan memulai puasa Ramadhan.
Baca Juga: Sidang Isbat Digelar Hari Ini, MUI Keluarkan Panduan Ibadah Puasa, Berikut Infonya
Atas hal tersebut Ustadz Khalid Basalamah dalam sebuah ceramahnya yang diunggah oleh kanal YouTube Al Ghuraba Lumajang menyarankan umat islam Indonesia mengikuti pemerintah.
"Saya sudah katakan tidak perlu ada perselisihan. Dan subhanallah, saya sering sampaikan nasehat saya kepada teman-teman yang menggunakan hisab ini. Sering saya sampaikan tanpa harus fokus kepada lembaganya," ujar Ustadz Khalid Basalamah.
Lalu Ustadz Khalid Basalamah membacakan hadits shahih dari Nabi SAW mengenai penentuan awal Ramadhan dan akhir Ramadhan dengan mengutamakan melihat hilal.
Baca Juga: Catat, 10 Penyakit Ini Dianjurkan untuk Tidak Berpuasa Dulu, Salah Satunya Pasien Covid
"Itu diperintahkan Nabi SAW. Terlebih daripada itu lagi kita punya lembaga MUI yang dianggap sah oleh pemerintah dalam keputusan menentukan awal ramadhan dan akhir ramadhan. Dan itu sebenarnya lembaga ormas-ormas islam. Cukuplah itu jangan membuat umat bingung," terangnya.
"Mustinya harusnya ummat ini disatukan dalam satu titik. Apalagi memang pemerintah bentuk satu tim tadi MUI itu, memang sesuai dengan sunnah nabi SAW. Jadi itu maksud saya lebih baik ikut pemerintah," tegasnya.
Pemerintah bersama MUI sendiri akan melaksanakan sidang isbat pada Jum'at, 1 April 2022 sore untuk menentukan awal Ramadhan.
Untuk metode sendiri, digunakan Rukyatul Hilal, atau pengamatan bulan sabit secara langsung sebagai tanda masuknya 1 Ramadhan.
Kurang lebih tahun ini, ada 101 titik pengamatan hilal yang tersebar di seluruh Indonesia.(*)
