HARIAN HALUAN - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengaku terkejut dengan bukti foto atas dugaan pelanggaran HAM yang meluas di China terhadap minoritas Muslim Uighur.
"Pelaporan baru ini semakin menambah bukti yang memberatkan tentang kekejaman RRT di Xinjiang," kata Ned Price.
“Meskipun publik mendesak dan seruan yang kuat untuk akuntabilitas, pemerintah RRC terus menyangkal melakukan kesalahan," tambahnya dikutip Harian Haluan pada Rabu, 25 Mei 2022 dari Daily Sabah.
Baca Juga: Soal Uighur hingga Hong Kong, Menlu AS Blinken Minta China Bertangung Jawab
Pihaknya sangat prihatin dengan kegagalan RRT untuk mengakui dan menghentikan kekejaman ini.
Dia meminta Beijing untuk segera membebaskan semua yang ditahan secara sewenang-wenang dan mengakhiri penahanan massal, penyiksaan, sterilisasi paksa dan penggunaan kerja paksa.
Foto-foto yang diungkapkan oleh investigasi BBC menunjukkan China memiliki sistem penahanan massal yang sangat rahasia di Xinjiang, serta kebijakan tembak-menembak bagi mereka yang mencoba melarikan diri.
Baca Juga: Ngeri! Makam Umat Muslim dan Kristen Ortodoks Dirusak Saat Lebaran Idul Fitri di Swedia
Lebih dari 5.000 foto dilaporkan dikumpulkan selama peretasan ke jaringan digital kepolisian Xinjiang. Gambar-gambar itu kemudian dikirim ke BBC, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memverifikasinya sebelum dirilis pada Selasa.