Pada dasarnya, puasa Arafah dan puasa tarwiyah adalah puasa sunah yang dilaksanakan dua hari sebelum Idul Adha 1443 H. Adapun keduanya memiliki perbedaan pada waktu pelaksanaan hingga kesunahannya.
Menurut buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian oleh Muh. Hambali, puasa Arafah dan puasa tarwiyah dianjurkan bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Puasa Arafah dan puasa tariyah pun dilaksanakan dalam waktu berurutan. Puasa tarwiyah dikerjakan pada 8 Zulhijjah, lalu puasa Arafah dikerjakan pada 9 Zulhijjah yang bertepatan dengan berkumpulnya jamaah haji di Padang Arafah.
Menurut ustaz Ali Amrin Al Qurawy, Ibnu Qudamah menjelaskan terkait puasa tarwiyah bahwa dinamakan hari tarwiyah karena jamaah haji membawa bekal air pada hari itu yang disiapkan untuk hari Arafah.
Ada pula yang menyatakan bahwa dinamakan hari tarwiyah karena pada malam 8 Zulhijjah, Nabi Ibrahim as. bermimpi menyembelih anaknya. Esok paginya, Nabi Ibrahim as. berbicara dengan dirinya sendiri, apakah mimpi kosong atau wahyu dari Allah Swt.
Ada beberapa hadis yang menjelaskan mengenai pelaksanaan puasa sunah di bulan haram ini, baik hadis shahih, lemah, dan bahkan palsu.
Berdasarkan sejumlah hadis yang ada, puasa Arafah adalah puasa paling utama untuk diamalkan. Puasa Arafah juga diyakini dapat menghapus dosa orang yang mengamalkannya selama dua tahun.
Itu pun termaktub dalam hadis riwayat Muslim sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi dalam Kitab Riyadhush Shalihin.
Dari Abu Qatadah ra. berkata, “Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai puasa Arafah, maka beliau menjawab, ‘Puasa tersebut dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang’.”
Artikel Terkait
Bacaan Niat Puasa Zulhijjah, Tarwiyah, Arafah dalam Bahasa Arab dan Latin serta Keutamaannya
Dalam Ajaran Islam, Bolehkah Panitia Mendapatkan Daging Kurban pada Idul Adha? Inilah Infonya.
Ucapan Hari Raya Idul Adha 2022 Simpel dan Penuh Makna untuk Dibagikan di Media Sosial
Aturan Pelaksanaan Salat Idul Adha dan Ibadah Kurban Menurut Kemenag RI