Pihak Instagram Akui Teknologi AI Bisa Salah Identifikasi Konten

- Sabtu, 7 Mei 2022 | 15:16 WIB
Ilustrasi Teknologi AI (Haluan.co) (Ida Farida)
Ilustrasi Teknologi AI (Haluan.co) (Ida Farida)

HARIANHALUAN.COM - Putri Silalahi, Kepala Komunikasi Instagram Asia Tenggara mengakui teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pihaknya terkadang salah mengidentifikasi konten pengguna.

Dia mengatakan AI tetap harus diverifikasi oleh manusia sebelum konten pengguna diturunkan.

“Jadi memang ada AI, makanya kadang-kadang suka salah (mengidentifikasi konten). Yang namanya mesin bisa bermasalah,” ujar Putri kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (21/4/2022) dilansir dari Haluan.co.

Misalnya, kata Putri, sebuah konten isinya seorang anak sedang memegang pistol air. Maka, teknologi menyimpulkan konten itu mengandung kekerasan.

“Contohnya misalnya ada anak megang senjata air, AI melihatnya violence karena (ada) pistol,” pungkasnya.

Baca Juga: Jaringan 5G Dorong Perusahaan Start-up di Indonesia

Kendati demikian Putri mengatakan kebijakan take down konten di Instagram tetap mengacu pada pedoman komunitas dengan tetap memberi kesempatan untuk pengguna memperbaikinya.

“Jadi dia (konten pengguna) nggak langsung diturunin, tapi kalau misalnya ujaran kebencian biasanya kita kasih kesempatan, kalau dilakuin lagi baru kita take down,” kata Putri.

Pada kesempatan yang sama, Country Director untuk Meta di Indonesia Pieter Lydian mengaku konten yang diidentifikasi AI masih harus diverifikasi oleh manusia. Terlebih ketika AI melihat ada keraguan dalam identifikasi konten negatif.

“Ketika AI melihat, AI membaca ada keragu-raguan atau false positive dan segalanya, setelah ada keraguan itu kemudian didorong oleh reviewer manusia,” ujar Pieter kepada wartawan, Kamis (21/4/2022) dikutip dari Haluan.co.

Dia berkelit algoritma butuh waktu untuk mengetahui konten yang diunggah pengguna. Semakin banyak data yang diolah, maka AI akan semakin pintar mengidentifikasi konten.

“Di belakang AI ada machine learning, untuk machine learning jadi pintar dia perlu jadi bodoh (lebih dulu). Jadi butuh waktu untuk belajar, semakin banyak datanya AI makin pintar,” tuturnya.

Untuk menurunkan konten pengguna di Instagram, kata Pieter, pihaknya mempertimbangkan beberapa hal. Yakni, apakah muatan konten pengguna melanggar norma sosial, pelanggaran hukum, melanggar 12 butir pedoman komunitas di Instagram.

Demikian informasi yang memuat kabar teknologi AI masih sering salah mengidentifikasi konten pengguna Instagram.

Halaman:

Editor: Ida Farida

Sumber: haluan.co

Tags

Terkini

X